Menurut laporan IQNA dilansir dari Aljazeera, pada pekan lalu, sebuah delegasi dari ASEAN bertemu dengan perwakilan dari pemerintah Myanmar dan berdialog dengan mereka tentang dimulainya negosiasi dengan para aktivis dan pemimpin Rohingya untuk pemulangan para pengungsi.
Aktivis Rohingya telah mengkritik upaya untuk berdialog dengan Myanmar, dan menyebutnya sebagai ketidaktahuan ASEAN tentang kekejaman terhadap Muslim di Myanmar dan bentuk penutupan terhadap sejumlah kejahatan-kejahatan tersebut.
Mereka juga tidak senang dengan keengganan ASEAN untuk mengambil tindakan praktis untuk mengakhiri penderitaan para pengungsi Rohingya.
Seorang aktivis Rohingya dalam pertemuan dengan anggota ASEAN yang mengunjungi kamp pengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh bertanya kepada mereka, apa yang telah Anda lakukan untuk 128.000 Rohingya yang ditahan di kamp yang penuh dengan penyakit, dimana salah seorang anggota himpunan ini mengatakan: “Kami di sini bukan untuk menyelesaikan semua masalah Anda.”
Lebih dari 730 pengungsi Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh setelah dimulainya bentrokan dan pembunuhan Muslim di Rakhine, Myanmar pada 2017, dan kebanyakan dari mereka sekarang berada di kamp-kamp Cox’s Bazar.