Menurut laporan IQNA dilansir dari harian Jakarta Post, masjid ini milik Muhammadiyah.
Organisasi ini meminta para pejabat propinsi Aceh agar mengidentifikasi dan menangkap para pelaku pembakaran.
Din Syamsuddin, mantan ketua organisasi ini saat wawancara dengan Jakarta Post mengatakan, para pelaku insiden ini adalah orang-orang fanatik dan ekstrem.
"Organiasi ini mendapat ancaman seiring dengan kemajuan pembangunan proyek masjid,” imbuhnya.
Penentangan atas pembangunan masjid Taqwa dimulai sejak tiga tahun lalu, dengan mengetengahkan agenda pembangunannya.
Organisasi modernis Muhammadiyah didirikan pada tahun 1913 di Indonesia, dengan tujuan memperbaiki kondisi pendidikan – sosial umat muslim oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan.
http://iqna.ir/fa/news/3654256