IQNA

Peneliti Islam:

Konflik di Kalangan Muslim Memiliki Aspek Politik

15:40 - August 29, 2019
Berita ID: 3473400
IRAN (IQNA) - Peneliti Islam dan profesor universitas George Mason Virginia, AS mengatakan, “Di beberapa negara Islam, agama dan etika telah terpinggirkan karena masalah dan kepentingan politik, yang telah menyebabkan perpecahan di kalangan umat Islam.”

Profesor. Abdulaziz Sachedina adalah seorang Islamolog dan profesor Studi Agama di Universitas George Mason, Virginia, di mana bidang penelitian dan pengajarannya mencakup Islam, terutama Syiah dan Sunni, Bioetika Islam, Islam kontemporer, demokrasi, dan hak asasi manusia dalam Islam.

Sachedina dilahirkan dalam keluarga Syiah keturunan India di Tanzania, Afrika Timur. Dia belajar di India, Irak dan Iran dan menerima gelar doktor dalam studi Islam dari Universitas Toronto, Kanada. Setelah menyelesaikan studinya, ia mulai mengajar di berbagai universitas di AS, Kanada, Yordania, dan negara-negara Timur Tengah lainnya.

Dalam hal ini, IQNA melakukan wawancara dengan Profesor Abdulaziz Sachedina, yang dibahas di bawah ini.

Solusi untuk Perpecahan Syiah dan Sunni

Sachedina dalam menanggapi pertanyaan, apa solusi bagi kesenjangan Syiah-Sunni? Ia menganggap alasan perpecahan antara Sunni dan Syiah di Timur Tengah sebagian besar adalah politik. Dia mengatakan banyak ulama Sunni dan Syiah bekerja untuk perdamaian dan menyelesaikan perselisihan di antara umat Islam.

Dia lebih lanjut menyatakan: Masalah lain adalah munculnya Wahhabisme dan Salafisme di Afganistan dan Pakistan yang dibiayai oleh Arab Saudi, sehingga sulit untuk menemukan solusi yang logis untuk perselisihan tersebut.

Terkait hak asasi manusia dan demokrasi di dunia Islam, peneliti Islam juga mengatakan: “Saya percaya bahwa manusia memiliki martabat dan hak-hak esensial dan bahwa tugas umum pemerintah Muslim atau non-Muslim adalah untuk menghormati hak-hak dan mempromosikan kepentingan semua orang. Poin yang sangat penting adalah bahwa pemerintah Muslim harus berkomitmen untuk melindungi hak-hak semua warga negara mereka tanpa diskriminasi.”

Islamofobia di Negara-negara Barat

Terkait apa penyebab Islamofobia di negara-negara Barat dan Amerika Serikat, ia berkata, “Islamofobia sedang menyebar dan umat Islam telah kehilangan hak asasi mereka di banyak negara di dunia. Muslim di seluruh dunia berada di bawah tekanan mayoritas, karena melihat mereka sebagai ancaman bagi negara-negara Barat dan AS, Kanada atau negara-negara Eropa tidak berbeda dalam hal ini.”

Dengan mengisyaratkan bahwa kehidupan umat Islam dalam bahaya dan bahwa perempuan serta anak-anak Muslim tidak aman di negara-negara Barat, Sachedina mengatakan: tentu saja kekerasan ISIS dan pendukungnya adalah salah satu faktor di balik Islamofobia.

Dia menambahkan, Muslim harus bersatu berdasarkan etika dan keadilan sehingga dapat mengubah pandangan beberapa negara Barat tentang Islam.

Konflik di Kalangan Muslim Memiliki Aspek Politik

Bioetika dalam Islam

Menanggapi pertanyaan tentang bioetika dan toleransi dalam Islam, Sachedina mengatakan: “Banyak ilmuwan dan pakar yang bekerja di berbagai bidang untuk meningkatkan status etika, yang telah melemah di dunia Islam. Di negara-negara Islam, kami banyak memperhatikan halal dan haram, tetapi mengabaikan moral yang benar dan yang salah. Sekarang adalah saatnya bagi pemerintah Muslim untuk fokus meningkatkan etika bisnis dan sosial di semua bidang.

Penyebab Perang dan Kekacauan

Terkait penyebab perang dan pergolakan di negara-negara Islam dia menegaskan, di dunia Muslim, masalah politik telah diprioritaskan daripada agama dan moralitas. Perang dan konflik ini akan berhenti jika bentuk pemerintahan yang tepat muncul di negara-negara ini. Tentu saja, korupsi, rasisme, dan pemerintahan yang buruk adalah masalah umum di seluruh dunia.

Di penghujung, peneliti Islam ini mengatakan: “Muslim harus diwajibkan untuk menegakkan hak dan keadilan serta berhenti menyalahkan orang lain dikarenakan masalah ekonomi. Hanya dengan demikian orang-orang dunia Islam dapat mencapai kemakmuran dan kesuksesan.”

 

http://iqna.ir/fa/news/3832472

 

 

captcha